Kamis, 20 Desember 2012

Perkembangan Pupuk Padat


A.      Defenisi
Pupuk Padat, yaitu pupuk yang berbentuk padat baik berupa butir (granule) atau kristal. Pupuk padat ada yang diaplikasikan secara langsung pada media tanam ada juga yang dicampur dengan air untuk kemudian disemprotkan ke tanaman ataupun media tanam. Contoh Pupuk Padat butir : Mutiara, Pusar, SP-36, dll. Contoh pupuk Padat kristal : Growmore, Urea, Hiponex, dll.  Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam.

B.     Sejarah
Proses penambahan zat untuk meningkatkan kapasitas tanah untuk tumbuhan dikembangkan pada masa awal pertanian. Petani kuno tahu bahwa hasil pertama pada sebidang tanah jauh lebih baik daripada tahun-tahun berikutnya. Hal ini menyebabkan pupuk pindah ke baru, digarap daerah, yang kembali menunjukkan pola yang sama dari hasil berkurang dari waktu ke waktu. Akhirnya ditemukan bahwa pertumbuhan tanaman pada sebidang tanah dapat ditingkatkan dengan menyebarkan hewan berupa pupuk kandang di seluruh tanah.
Seiring waktu, teknologi pupuk menjadi lebih halus. Zat baru yang meningkatkan pertumbuhan tanaman ditemukan. Orang Mesir diketahui telah ditambahkan abu dari bakaran gulma pada tanah. Tulisan-tulisan Yunani dan Romawi Kuno menunjukkan bahwa kotoran hewan berbagai digunakan, tergantung pada jenis tanah atau tanaman tumbuh. Peradaban Islam mencatat pemupukan menjadi bagian dari pertanian. Juga diketahui pada saat ini dengan menumbuhkan tanaman polongan atau legum di lahan sebelum penanaman gandum adalah menguntungkan. Jenis lain dari bahan ditambahkan sebagai pupuk diantaranya laut-kerang, tanah liat, limbah sayuran, limbah dari proses manufaktur yang berbeda, dan berbagai macam sampah.
Penelitian disusun dalam teknologi pupuk dimulai pada awal abad ketujuh belas. Awal ilmuwan seperti Francis Bacon dan Johann Glauber menjelaskan efek menguntungkan dari penambahan sendawa ke tanah. Glauber mengembangkan pupuk mineral lengkap pertama, yang merupakan campuran sendawa, kapur, asam fosfat , nitrogen, dan kalium. Sebagai teori ilmiah kimia dikembangkan, kimia kebutuhan tanaman itu ditemukan, yang menyebabkan komposisi pupuk ditingkatkan. Organik ahli kimia Justus von Liebig menunjukkan bahwa tanaman membutuhkan unsur-unsur mineral seperti nitrogen dan fosfor untuk tumbuh. Industri pupuk kimia dapat dikatakan memiliki permulaannya dengan paten dikeluarkan untuk Sir John Lawes, yang menguraikan metode untuk memproduksi suatu bentuk fosfat yang merupakan pupuk yang efektif. Industri pupuk sintetis mengalami pertumbuhan yang signifikan setelah Perang Dunia Pertama, ketika fasilitas yang telah menghasilkan amonia sintetik dan nitrat untuk bahan peledak telah dikonversi untuk produksi nitrogen berbasis pupuk.


C.     Macam-macam pupuk padat

1.      Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang bahan dasarnya berasal dari kotoran dan urine umumnya hampir semua kotoran hewan dapat di gunakan sebagai pupuk kandang. Namun kotoran hewan seperti kambing, domba, sapi dan ayam merupakan kotoran yang paling sering digunakan untuk dijadikan pupuk kandang. Pupuk kandang tidak hanya membantu pertumbuhan tetapi juga dapat membantu menetralkan racun logam berat di dalam tanah, memperbaiki struktur tanah, membantu penyerapan hara dan mempertahankan suhu tanah. Pupuk kandang yang sudah matang cirinya remah, dingin, bentuknya telah berubah dan tidak begitu bau.
Ciri pupuk kandang yang telah siap digunakan adalah dingin, remah, wujud aslinya sudah tidak tampak dan baunya telah jauh berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut pupuk kandang belum bisa digunakan. Para petani biasanya menggunakan pupuk kandang dengan cara disebar dan dibenamkam. Namun penggunaan yang paling baik adalah dengan cara dibenamkan dengan cara ini penguapan unsur hara akibat proses kimia dalam tanah dapat dikurangi.

 

2.      Pupuk hijau

Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman tertentu yang masih segar kemudian di benamkan ke dalam tanah. Bagaian yang sering digunakan untuk pupuk hijau adalah daun, tangkai dan batang yang masih muda. Umumnya semua jenis tanaman bisa di jadikan sebagai pupuk hijau namun jenis tanaman yang paling bagus untuk pupuk hijau adalah tanaman yang akarnya bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen (legum). Pupuk hijau di berikan guna meningkatkan bahan organik tanah serta unsur hara khususnya nitrogen.

 

3.      Kompos

Kompos berasal dari sisa bahan organik baik dari tanaman, hewan, maupun limbah organik yang telah mengalami dekomposisi atau fermentasi. Sebenarnya pupuk kandang dan pupuk hijau merupakan bagian dari kompos. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, pelepah pisang, gulma, sayuran busuk, sisa tanaman jagung dan sabut kelapa. Sementara itu bahan dari ternak yang sering di gunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang dan cairan biogas.

 

4.      Humus

Humus merupakan hasil dekomposisi tmbuhan berupa daun, akar, cabang, ranting dan bahan secara alami. Proses dekomposisi ini dipergunakan oleh cuaca di atas permukaan tanah dan di bantu oleh mikroorganisme tanah. Sebenarnya antara humus dan pupuk hijau memiliki kemiripan perbedaannya hanya terletak dari prosesnya. Humus terbentuk secara alami dan sebagian besar terjadi di hutan sementara itu pupuk hijau terbentuk dengan bantuan campur tangan manusia.

 

 

 

D.    Tenknik Aplikasi Pada Beberapa Tanaman

·         Tanaman padi
Gunakan pupuk padat pada saat mulai pengolahan lahan dengan aplikasi 2000 kg per hektar lahan. Sangat baik juga untuk pesemaian bibit padi dengan aplikasi 1 kg per m3. Disarankan untuk menyemprotkan setiap 2 minggu sekali dengan produk cair organic.

·         Tanaman hias
Tambahkan pupuk padat ke pot setiap 6 bulan sekali, gantikan media tanaman setiap tahun dengan menambahkan media lain yang disesuaikan dengan jenis tanaman media lain yang dimaksud antara lain : arang sekam, pasir malang, akar pakis, biji kapas atau rangdu yang telah dipermentasi dan tanah subur untuk bonsai.

·         Tanaman keras
Kopi, cengkeh, cacao, kelapa, jeruk,anggur, markisa, durian, manggis dll. Gunakanlah pupuk padat sesuai dengan umur tanaman. 500 gr untuk mulai tanam, 1 kg untuk umur 1 tahun, 3-5 kg untuk tanaman produksi per batang.

·         Pembibitan
Pupuk ini sangat baik untuk pembibitan biji, stek, cangkokan. Campurkan pupuk dengan tanah subur, pasir sungai, sekam bakar. Dengan perbandingan 1:3:1 untuk pembuatan media tanam.

Rabu, 19 Desember 2012

Sejarah Perkembangan Pembenihan


Bukti sejarah tertua perbenihan dunia ditemukan pada bangsa Babilonia, Mesir dan Romawi pada tahun 8000 SM dimana bangsa tersebut mulai melakukan pengumpulan benih untuk ditanam kembali. Pada masa tersebut petani selalu meyimpan sebagian benih untuk pertanaman berikutnya dan tanpa sengaja melakuan seleksi terhadap tanaman yang memiliki keungguluan khusus seperti memiliki batang yang kuat, memiliki biji yang besar atau buah yang lebat sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Penemuan-penemuan di bidang bioteknologi yang mendukung perkembangan teknologi perbenihan seperti yang dilakukan Gregor Mendel pada tahun 1856, mengawali genetikan tumbuhan rekombinan serta hukum-hukum dalam penyampaian sifat induk keturunannya. Pada tahun 1869 perbenihan pertama menurut catatan sejarah dilakukan di Jerman yaitu ketika Friendrick Nobbe melakukan suatu penelitian di kota kecil Tharandt yang terletak di Jerman Selatan. Abad ke-20 merupakan titik perkembangan perbenihan di dunia pada umumnya dan di Indonesia khususnya yang berbasis ilmu pengetahuan. Penemuan dengan penemuan kembali Hukum Pewarisan Mendel.

pada tahun 1900, eksperimen terhadap seleksi atas generasi hasil persilangan dan galur murni oleh Wilhelm Johannsen (dekade pertama abad ke-20), peletakan dasar Hukum Hardy-Weinberg(1908 dan 1909), dan penjelasan pewarisan kuantitatif berbasis Hukum Mendel oleh Sir Ronald Fisher pada tahun 1916 memberikan banyak dasar-dasar teoretik terhadap berbagai fenomena yang telah dikenal dalam praktik dan menjadi dasar bagi aplikasi ilmu dan teknologi dalam perbaikan kultivar.

Perkembangan yang paling revolusioner dalam genetika dan pemuliaan tanaman adalah ditemukannya cara perakitan varietas hibrid pada tahun 1910-an. Setelah serangkaian percobaan persilangan galur murni di Amerika Serikat sejak akhir abad ke-19 oleh Edward M. East, George H. Shull dan Donald F. Jones yang memanfaatkan gejala heterosis. Ditemukannya teknologi mandul jantan di tahun 1940-an semakin meningkatkan efisiensi perakitan varietas hibrida. Pada saat penjajahan Belanda pemerintahaan Hindia Belanda yang memiliki kepentingan untuk menguras sebanyak-banyaknya sumber daya alam di Indonesia terutama di bidang pertanian mereka mengadakan pendirian lumbung-lumbung benih untuk mengadakan benih yang berkualitas baik. Setelah itu pengadaan perbenihan ditingkatkan kembali pada tahun 1930an dengan pembangunan Balai benih, pembangunan sekolah pertanian di Sukabumi dan di Bogor yang terkenal dengan hasil-hasil penelitian yang sangat membantu usaha balai benih tersebut yang berfungsi sebagai sumber benih yang lebih baik mutunya yang secara terus-menerus dapat memenuhi kebutuhan para petani serta tanah-tanah pertaniannya di desa-desa (kastasaputra, 2003).

Perkembangan perbenihan pada tahun 1958 di Indonesia khusus mengenai benih padi varietas unggul semakin banyak diperkenalkan melalui program-program pemerintah seperti (KOGM, SSBM dan BIMAS) dan pada tahun 1970. Pemerintah menganggap perlu adanya kesatuan dalam kebijakan mengenai kegiatan-kegiatan, sehingga dibentuk Badan Benih Nasional (BBN) dalam lingkungan administratif Departemen Pertanian. Salah satu tugas diantara tugas pokok badan benih nasional yaitu membentuk lembaga yang tugasnya memperbanyak dan memproduksi benih dari varietas-variestas yang ditingkatkan dan berkualitas tinggi bagi kepentingan masyarakat khususnya para petani. Varietas-varietas ini berasal dari program seleksi balai penelitian (kartasaputra, 2003). Dalam era modern untuk memperoleh informasi mengenai kemajuan teknologi benih dan pengembangan ilmu perbenihan di negara-negara maju serta mengetahui situasi industri pembenihan tanaman dan kebutuhan benih di negara-negara Asia Pasifik, Indonesia bergabung ke dalam APSA (The Asian Pasifik seed Association) yaitu suatu organisasi yang di bentuk FAO pada tahun 1994 dengan tujuan meningkatkan bertumbuh kembangnya industri benih.