1. FUNGSI DALAM UPAKARA
Buah pisang banyak dipakai dalam upakara keagamaan hindu. Fungsi pisang untuk upakara dalam pembuatan banten seperti: banten ajuman, canang sari, sodan, canang raka, pejati,gebogan.
Satu sarana pembuatan keti-keti biu mas pada piodalan saraswati, sebagai salah satu unsur pembuatan penjor, salaran, lelampadan suci.
2. ADAPTASI TANAMAN PISANG
Iklim
1. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat diharapkan.
2. Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3. Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
Media Tanam
1. Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
2. Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman pisang harus diairi dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 - 200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm dan di daerah kering 50 – 150 cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl
3. TAKSONOMI/KLASIFIKASI
Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
4. ANATOMI
Pisang merupakan tanaman yang tingginya bervariasi antara 1-4 meter, tanaman bersifat merumpun (tumbuhan anakan).
A. Daun dan Batang
Daun lebar dan panjang, Tulang daun besar, tepi daun tidak mempunyai ikatan yang kompak sehingga mudah robek bila terkena tiupan angin kencang. Batang berbongol (corm, umbi) berukuran besar dan memiliki banyak mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tunas anakan (sucker).
B. Bunga
Berbunga tunggal. Bunga keluar dari ujung batang dan hanya sekali berbunga selama hidupnya (monokarpik). Bunga pisang disebut jantung. Jantung ini berwarna merah tua, tetapi ada pula yang berwarna kuning dan ungu. Setiap jantung terdiri dari satu atau banyak bakal buah (sisir). Setiap sisir di lindungi oleh sebuah daun kelopak. Bunganya sempurna, tetapi pada ujung jantung umumnya berbunga jantan. Seludang satu per satu mekar dan tampak sisirnya. Ujung jantung tidak mekar, tersisa jantungnya.
C. Buah
Bunga pisang menyerbuk silang melalui serangga penyerbuk, tetapi umumnya tepung sari tidak terlalu fertil. Oleh karena itu, banyak buah pisang yang tidak berbiji (partenokarpi). Jenis pisang untuk konsumsi segar (buah meja) tidak berbiji karena jumlah kromosomnya berlipat tiga (3n) yang di sebut triploid. Pisang meja yang berbiji (diploid) adalah pisang batu (klutuk) dan sedikit biji pisang siem dan kepok (kepok kuning lebih manis dari pada kepok putih).
D. Akar
Tanaman pisang tidak mempunyai akar tunggang. Akar samping merupakan akar serabut yang banyak, tetapi lunak.
5. FILOSOFI
Dalam canang sari, seiris pisang yang maknanya persembahan yang tulus ikhlas atas terciptanya jenis tumbuh tumbuhan sebagai sumber sandang, pangan, papan. Dalam canang raka juga merupakan simbol kecerdasan pikiran (Wijaya, 2002).
Dalam banten Salaran terdapat pisang kayu yang bermakna memberi arah atau petunjuk hidup yang mesti dijalani agar meniru pisang yang kuat bertahan hidup untuk memberikan hasil walaupun ditebas sekalipun, sebelum ia berubah pisang tetap berusaha untuk tetap hidup. Setelah berubah baru dia mati (Surayin, 1992).
Dalam gebogan secara religius pisang bermakna sebagai sumber kehidupan dan kebahagian. Batang pisang juga digunakan dalam banten ini sebagai tempat untuk menusukkan raka-raka (buah, jaja, dll). Dalam daksina, yang sarananya dari umbi-umbian (pala bungkah), buah-buahan (pala gantung), dan pala rambat (buah tumbuhan yang merambat). Pisang merupakan wakil dari buah atau pala gantung, dalam hal ini pisang yang harus digunakan adalah pisang kayu getah yang bermakna supaya pikiran (kayun) suci (Agastya, 2000).
Dalam sesayut amerta sanjiwani, pisang yang di gunakan adalah pisang gading dan pisang mas masing-masing satu sisir. Pada sesajen ini pisang bermakna menyucikan pikiran (Dwitantra, 1984).
6. JENIS-JENIS PISANG
1. Pisang susu
Adalah pisang yang perawakannya agak kecil, buahnya yang mentah berwarna hijau mulus, kulit buahnya yang masak berwarna kuning muda. Pisang ini paling enak dikonsumsi secara langsung sehingga sering digunakan sebagai buah meja, raka-raka banten atau sesajen.
2. Pisang saba
Adalah pisang yang perawakannya cukup besar, warna buah muda hijau mengkilat, sisirnya padat dan bulirnya gepeng dan agak pendek. Baik untuk dimakan segar / diolah terlebih dahulu. Tidak digunakan sebagai sarana upacara adat khususnya banten suci.
3. Pisang kayu
Adalah pisang yang pelepah daunnya berwarna kemerah-merahan, buah muda berwarna hijau tua mengkilat, sisirnya agak jarang, dan bulirnya nampak kaku seperti kayu. Pisang ini juga baik untuk dikonsumsi secara langsung dan sangat dibutuhkan sebagai sarana dalam upacara adat.
4. Pisang buah
Adalah pisang yang warna buah mudanya hijau mengkilat, sisirnya agak rapat dan bulirnya kecil-kecil pendek. Pisang ini kurang enak untuk langsung dikonsumsi, sebaiknya direbus terlebih dahulu baru terasa lebih enak.
5. Pisang gregah
Adalah pisang yang warna buah mentahnya hijau muda, sisirnya agak jarang, bulirnya cukup besar dan panjang agak bersegi dan melengkung ke arah tandanya. Pisang ini kurang baik untuk dikonsumsi langsung namun paling baik untuk dimanfaatkan sebagai pisang goreng dan pisang rai.
6. Pisang batu
Adalah pisang yang perawakannya agak kecil, warna daun, pelepah, dan buah mudanya hijau tua mengkilat. Daging buah mengandung banyak batu, sehingga tidak baik untuk dikonsumsi namun baik untuk bahan rujak.
7. Pisang lumut
Adalah pisang yang tandannya cukup panjang berwarna hijau mengkilat, sisirnya agak rapat dan bulirnya melengkung ke arah tandannya. Baik untuk dikonsumsi sebagai buah segar. Kulit buah yang masak masih tetap hijau.
8. Pisang kapas
Ciri-cirinya hampir sama dengan pisang gregah hanya saja perawakannya lebih kecil sisirnya agak luas. Rasa buah segar kurang enak/hambar.
9. Pisang seed
Pisang ini warnanya hijau tua mengkilat, tandannya besar dan agak padat, bulirnya gemuk pendek. Kelihatannya sarat/berat/seed. Kurang diminati karena rasanya kurang enak / hambar.
10. Pisang taluh
Adalah pisang yang tandannya besar dan sisirnya sangat padat, warnanya hijau tua mengkilat, bulirnya bulat telur agak lonjong. Rasa buahnya kurang enak atau hambar.
11. Pisang ketip buluh
Pisang ini berwarna hijau tua mengkilat, sisirnya agak padat dan bulirnya agak kecil-kecil. Kurang baik langsung dikonsumsi namun paling enak jika direbus atau pisang goreng atau kolak pisang.
12. Pisang ketip tulang
Ciri-cirinya hampir sama dengan pisang ketip buluh hanya saja kulit buah tua mempunyai bercak-bercak putih (tidak mulus). Pisang ini paling baik untuk kolak jika dibandingkan dengan pisang-pisang lain karena daging buahnya terasa kaku, kenyal seperti tulang rawan.
13. Pisang raja
Disebut juga pisang kepok adalah pisang yang warna buah tuanya hijau muda, tandannya agak besar dan panjang, sisirnya agak padat dan bulirnya besar. Pisang ini sangat baik untuk pisang rai.
14. Pisang gancan/lasan
Adalah pisang yang warna buahnya hijau muda kekuningan, sisirnya agak padat, dan bulirnya kecil-kecil seperti jari tangan, agak melengkung keluar tandan. Pisang ini tidak baik untuk dikonsumsi karena hambar namun cukup dipentingkan sebagai sarana upacara.
15. Pisang mas
Berwarna hijau muda saat buahnya masih mentah. Tandannya padat bulirnya kecil pendek, warna kulit buah masak kuning keemasan begitu pula daging buahnya. Pisang ini cocok untuk dikonsumsi sebagai buah segar.
16. Pisang gading
Pisang yang perawakannya agak kecil, warna kulit buah mentah maupun yang masak sama yaitu kuning muda. Sehingga sulit dibedakan. Rasa buahnya hambar. Pisang ini paling sering digunakan sebagai pisang hias dan sebagai sarana upacara adat.
17. Pisang sasih
Pisang ini warnanya hijau mengkilat sisirnya agak padat dan bulirnya kecil-kecil pendek. Dari mekar bunganya sampai siap panen hanya membutuhkan waktu satu bulan (sasih) sehingga disebut pisang sasih. Walaupun waktu panen singkat namun buahnya kurang diminati karena rasanya hambar.
18. Pisang Alas
Biasanya tumbuh di pinggir hutan atau alas, berwarna hijau muda mengkilat, buahnya berbatu, serta tidak baik untuk dikonsumsi. Karena tempatnya di pinggir hutan, pisang ini disenangi oleh monyet. Sehingga sering disebut pisang monyet. Pisang ini sangat dipentingkan dalam upacara keagamaan dalam hal ini sering diistilahkan sebagai pisang lalung.
19. Pisang Tembaga/Udang
Pisang ini buahnya berwarna merah kecoklatan mendekati warna tembaga. Kurang baik untuk dikonsumsi namun sering dipentingkan dalam upacara keagamaan.
20. Pisang dak klopok
Pisang ini berwarna hijau muda, tandannya agak jarang, bulirnya segi empat seperti kotak (klopok), kulit buahnya agak tebal, serta kurang diminati untuk dikonsumsi.
21. Pisang dak nangka
Ciri pisang ini hampir sama dengan pisang klopok. Hanya saja rasa buah masak seperti nangka.
22. Pisang pyar/agung
Pisang ini merupakan pisang dengan ukuran yang paling besar, tandannya agak jarang, bulirnya besar dan padat, kulitnya agak tebal, walaupun kulitnya terlihat busuk namun isinya masih tetap bagus.
23. Pisang tanduk
Pisang ini hanya mempunyai dua bulir tiap satu sisir sehingga bentuknya seperti tanduk. Oleh karena itu diberi nama pisang tanduk. Pisang ini dipentingkan sekali dalam upacara keagamaan.
24. Pisang lilit
Pisang ini warnanya hijau muda mengkilat dengan bulir yang agak kecil namun kedudukan sisirnya seperti spiral atau melilit, sehingga disebut pisang lilit.
25. Pisang kikik/ikik/Heliconia sp.
Pisang ini warna daunnya bercak-bercak kuning dan jarang menghasilkan buah. Biasanya dipergunakan sebagai tanaman hias karena memiliki bunga yang indah. Nama Heliconia diambil dari nama suatu gunung Helicon di Yunani tempat bersemayamnya dewi-dewi kesenian (Sastrapraja, 1978)
Jenis pisang dibagi menjadi empat:
1. Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya: pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.
2. Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.
3. Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk.
4. Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar